Poktan Mustika Kramat Jati Manfaatkan Daun Bawang untuk Pupuk

By Al


nusakini.com - Jakarta - Kelompok Tani (Poktan) Mustika di RPTRA Mustika, Kramat Jati, Jakarta Timur, memanfaatkan kulit atau daun bawang merah serta air seni kelinci untuk pupuk tanaman.

Menurut Camat Kramat Jati, Rudi Syahrul, komposting pupuk dengan bahan baku daun dan kulit bawang merah ini sudah dilakukan Poktan Mustika sejak 2017 lalu. Kini pupuk tersebut sudah diproduksi setiap dua hari. Selain digunakan untuk pemupukan tanaman sayur mayur di RPTRA, sebagian dijual secara online.

"Kita koordinasi dengan Pasar Induk Kramat Jati agar sampah daun bawang merah tidak dibuang, tapi dikirim ke Poktan Mustika Kramat Jati untuk bahan baku pupuk," kata Rudi

Selain memproduksi pupuk dari kulit dan daun bawang merah, jelas Rudi, Poktan Mustika juga memproduksi pupuk cair dari bahan air seni kelinci yang telah dipermentasi.

"Pupuk cair ini juga sudah dipasarkan secara online," tuturnya.

Plt Kasudin KPKP Jakarta Timur, Ali Nurdin menambahkan, pihaknya sudah melakukan uji kelayakan dua jenis pupuk yang diproduksi Poktan Mustika ini.

Dijelaskan Ali, kandungan unsur hara di dalam urine kelinci yang sudah dipermentasi ini memenuhi persyaratan kandungan pupuk. Mulai dari unsur nitrogen, fosfor maupun kalium. Sehingga sangat cocok untuk tanaman. Demikian juga dengan kulit dan daun bawang merah, kandungannya layak untuk pemupukan.

"Kulit dan daun bawang merah, serta air seni kelinci sangat bermanfaat sebagai bahan baku pupuk organik," tukasnya.

Sementara, Ketua Kelompok Tani Mustika, Suripno mengungkapkan, ide awal pembuatan pupuk dari kulit dan daun bawang merah ini bermula dari banyaknya sampah kulit bawang yang dikeluhkan warga, karena menimbulkan aroma kurang sedap. Karena itu, pihaknya berinisiatif mengumpulkan sampah daun bawang dan kulit bawang ini di Poktan Mustika untuk dijadikan pupuk.

Menurutnya, cara pembuatan pupuk ini sama seperti membuat kompos dengan bahan baku sampah lainnya. Yakni kulit dan daun bawang merah dicampur jadi satu. Kemudian disiapkan molase untuk menghancurkan daun bawang dan kulit bawang tersebut. Molase cairan ini menggunakan trasi dan gula merah/putih dicampur air. 

Setelah terjadi permentasi, lanjut Suripno, bahan baku daun dan kulit bawang merah dimasukkan ke dalam cairan molase dan dicampur lagi dengan sekam atau merang. Butuh waktu sekitar 21 hari untuk menjadi pupuk.

"Ternyata hasilnya cukup bagus untuk pupuk. Saat dipasarkan juga peminatnya cukup banyak. Produksinya rata-rata dua hari sekali. Bahan bakunya satu germor sampah daun bawang dan kulit bawang merah, dengan bobot tiga kwintal. Setelah diolah hasilnya bisa 53 kilogram pupuk," beber Suripno.